Pecandu Rindu

secara filosofis memang naif, namun coba Selami dan sadari kemelekatan rindu pada diri kita

NAFSU manusia secara otomatis puas dengan terpenuhinya rindu  yang sedang berlangsung dan harap tibanya  rindu yang baru. Segalanya sedang berlalu dan menjadi lama dan yang baru muncul membuat kita manusia jadi baru terus-menerus dengan terpenuhinya rasa rindu untuk tibanya rindu  yang baru itu.

NALAR manusia menoleh ke belakang lihat yang lalu dan sedang menikmati yang tengah berlangsung sambil terus rindu akan yang baru.

NALURI manusia terheran-heran dengan datangnya sapaan  dari anggota keluarga yang sudah lama terpisah lewat telepon genggam dan rasa rindu terobati sehingga hati melonjak kegirangan. 

NURANI menenangkan manusia dalam keadaan sangat sejuk dengan elusan halus untuk beranjak ke rindu yang baru. Inilah gambaran faktual tentang keadaan rindu yang setiap kita manusia alami dan mau terus alami tibanya rindu  dari hari ke hari. 

Manusia sadar bahwa rindu itu terwujud sering sesuai dengan yang dirindukan dan sering pula rindu itu tak terpenuhi padahal rindu yang tidak dirindukan tiba tanpa direncanakan.

Rindu itu ibarat belantara tak berujung. Kita manusia jelajahi saja dengan dorongan NAFSU yang terbatas. Sering tanpa terasa NALAR kita membawa kita pada hal baru yang seolah di luar pengalaman dan pemikiran kita.

Hidup kita menjadi baru dan bergairah lagi karena NALURI mempertemukan kita dengan orang ini, orang itu, baik yang dekat maupun yang jauh dan kita langsung rasa tidak sendirian karena ternyata ada sesama manusia yang juga mempunyai rasa rindu yang sering bertemu dua rindu yang sama-sama rindu.

Keajaiban terjadi saat NURANI kita memeluk kita dan katakan, inilah rindu yang benar dan dipenuhi oleh rindu di atas segala rindu, yaitu: MAHA-RINDU. 

Kesadaran kita manusia akan adanya DIA Yang senantiasa menimbulkan rasa rindu dalam diri kita akan DIA dan DIA sendiri merindukan kita menjadi lautan rindu yang terpenuhi gelombang demi gelombang sampai akhirnya setiap kita tiba pada pantai RINDU, dan DIA mendekap kita sambil membisikkan di telinga kita, SAYA rindu dikau anak-KU. Di saat itu rindu lenyap karena sudah terpenuhi secara utuh, abadi.


yang kedua secara manusiawi rindu dan candu lebih tampak puitis

tak ada 1 manusiapin yang dapat terhindar dari konsep kerinduan...

Ketika perasaan rindu memenuhi hatimu, jangan pernah melawan rindu ini tapi berusalahan untuk menikmatinya. Katakan jika dirimu sedang merindukan seseorang. Kalau memang tak berani mengatakannya, redam rindu yang ada dengan berdoa dan mintalah Tuhan untuk mengelola rindumu.

Jika memang rindumu belum bisa berujung temu, usahakan untuk tetap sabar dan tegar. Usahakan untuk percaya jika rindumu akan menemukan kebahagiaannya tersendiri suatu saat nanti. Semakin kuat dirimu menahan rindu, semakin tegar dan kuat pula hatimu.

Rindu adalah candu yang tak pernah merapuh, menghipnotis rasa, kokoh terhadap segala musim, bahkan pancaroba sekalipun

Rindu akan tiba pada penghujungnya, namun tak pernah menetap, sebab ia akan pergi

lalu kembali ke pemiliknya


Rindu adalah gemuruh langit, mencipta pekat awan-awan, sebab menyaksikan semesta sedang galau dalam panjang kemarau

Rindu seperti embun, mewakafkan dirinya merayap keatas pohon, kedahan-dahan, keranting-ranting hingga ke pucuk-pucuk daun, hanya untuk meluruh tersapu angin atau tersengat hangat mentari

Rindu tak pernah ragu meski ia dipersimpangan, sebab ia tahu kemana akan menuju, adalah ke titian paling purna.

Rindu adalah molekul paling rahasia, Sebab ia berada di kedalaman rasa paling palung, wujudnya mendebarkan, sekaligus menenangkan.

Rindu adalah kehendak paling purba, bahkan ia lahir sebelum cinta, dan akan lenyap seiring nafas paling akhir dari setiap makhluk bernyawa.

Rindu akan mencari jalan menemui muaranya, meski isyarat tak berpihak, namun ia akan tetap teguh dan menyusuri segala jalan menujunya, sebab di sana bermukim sebuah harapan.

Rindu adalah kehendak raga memangkas jarak, adalah kebulatan hati mempercepat temu, demi pertautan dua kalbu terlanjur merasuk.

Rindu menandai dirinya dengan sayap-sayap patah, ingin terbang meski payah, terasa mendekap namun resah.


Komentar

Postingan Populer