Guru




Seorang ibu yang sedang menimang anaknya dengan tembang berpesan dan berdoa untuk memberikan cerita kepada anaknya tentang riwayat seorang guru... berharap kelak anaknya akan menjadi guru yang baik dan sesuai dengan mimpinya... ceritanya adalah demikian:

Pada masa Hindu-Budha guru berasal dari kasta Brahmana. Mereka mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan agama dan kitab suci. Mereka mengajarkan filsafat, sastra, hukum, beladiri, dan lain sebagainya. Guru mendapatkan posisi yang terhormat di masyarakat. Mereka statusnya lebih tinggi dari para raja dan bangsawan. Lebih tinggi pula dari para pengusaha. Kasta para guru ini memang lebih mulia dibandingkan kasta Ksatrya dan kasta Waisya. Pada masa itu, guru mengajarkan ilmu pengetahuannya di tempat-tempat tertentu. Sudah dikenal pula lembaga-lembaga pendidikan. Sebagian besar lembaga pendidikan tersebut di berasarama. Ini adalah cikal bakal boarding school yang ada sekarang.

Pada zaman kerajaan Sriwijaya, Pendidikan di Nusantara sudah cukup maju, bahkan, sistem pendidikan di kepulauan Nusantara dijadikan rujukan oleh negara kerajaan lainnya. Beberapa mahaguru pada saat itu dikenal dalam dunia pendidikan internasional antara lain Satyakirti, Dharmapala dan Djnanabhadra. Padepokan lebih menekankan pada ilmu hidup dan beladiri untuk bertahan dari perampok dan kejahatan namun sosok guru di padepokan dianggap sebagai lebih dari sekedar guru, kala itu Islam belum masuk ke Nusantara, masih sisa-sisa Hindu-Budha peninggalan Penyebar agama dari Hindia sebelum belanda masuk ke nusantara, budaya "ngawula" dari murid-murid padepokan pada saat itu menunjukkan bahwa guru adalah sosok yang tinggi dan diagungkan hingga pada masa masuknya ajaran Islam ke Nusantara muncul suatu lembaga seperti padepokan yang tidak hanya mengajarkan ilmu hidup dan beladiri namun juga ilmu hakikat hidup dengan moral-moral agama Islam yang lebih tertata dan terstruktur secara panutan, 

Pondok Pesantren pertama muncul di Nusantara namun belum terstruktur dan rapi oleh Syech Mulana Malik Ibrahim hingga muncul Pondok Pesantren oleh Raden Rachmat yang sudah terstruktur dengan nama Pesantren Kembang Kuning di wilayah Surabaya, lambat laun lulusan Pondok pesantren yang berkembang memunculkan gagasan-gagasan baru untuk pendidikan di Indonesia,Sekolah oleh K.H.ahmad dahlan yang mana pada saat itu hanya kaum bangsawan yang boleh bersekolah di sekolah modern bawaan kolonial, A.Dahlan memberikan warna pada Pesantren yang ia dirikan ketika transisi pesantren ke sekolah modern meskipun banyak serangan dr berbagai pihak dikarenakan dinilai sebagai antek-antek kolonial pada saat itu, bersamaan pula dengan itu K.H Hasyim Ashari juga demikian bahkan mendapat tekanan yang dikarenakan menurunkan eksistensi Pesantren pada saat itu jalan yang ditempuh adalah demi pendidikan nasional. Ada pula kisah R.A Kartini yang mana kala itu sekolah hanya untuk kaum pria dan Kartini berhasil mengangkat emansipasi wanita agar perempuanpun dapat sekolah, namun tetap saja bukan hal yang mudah kala itu meskipun kartini adalah salah satu keturunan bangsawan namun beliau perempuan yang kala itu juga merasakan keterbatasan pendidikan itu. 

Sekolah modern yang benar-benar Indonesia adalah gagasan dan terciptanya sekolah nasional taman siswa oleh ki hajar dewantara yang di angkat sebagai bapak pendidikan nasional, meskipun sebenarnya pemikir utama taman siswa Ki Ageng Suryamentaran yang mana beliau adalah putra Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang memilih untuk melepaskan jabatan pangerannya dengan berbagai lakunya hingga bergabung dalam paguyuban Slasa Kliwon bersama Ki Hajar Dewantara. Ki Ageng Suryomentaram terlibat dalam pendirian Taman Siswa melalui paguyuban Slasa Kliwon dan menjadi guru orang tua, pemikirannya mengenai pendidikan Taman Siswa, kontribusi Tidak langsung Ki Ageng Suryomentaram adalah ilmiahnya Kawruh Jiwa yang menempatkannya menjadi salah seorang pemikir ilmiah yang mendirikan Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara dengan perjuangannya menempuh ilmu di luar negeri dan dibawa pulang ke Indonesia untuk diajarkan kepada siswa-siswanya agar Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain. Pendidikan saat ini adalah hasil perjuangan dari banyak orang di belahan Nusantara, meski pada jaman Hindia-Belanda telah dibuka sekolah guru untuk melahirkan pendidik namun bukan semata untuk mencerdaskan rakyat namun karena kebutuhan pemerintah Hindia-Belanda untuk melahirkan profesi yang dapat membantu melancarkan pemerintah Hindia-Belanda di Nusantara. 

Untuk saat ini kita sudah diberikan Hak untuk mendapat pendidikan bahkan diwajibkan untuk mendapat pendidikan, dan sosok yang paling berperan disana adalah GURU.

Guru merupakan pekerjaan tertua. Lebih dulu dibandingkan arsitek yang baru ada setelah manusia tidak lagi tinggal di gua. Atau, lebih juga dari insiyur metalurgi yang baru muncul pada masa manusia mengenal logam dan pengolahannya. Pekerjaan guru ada sejak manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah kehidupan manusia itu, guru selalu ada di tengah masyarakatnya. Ia mengajarkan berbagai ilmu dan pengetahuan untuk mempermudah manusia menjalankan kehidupannya. Atau kadang, hanya mengajarkan kebenaran. Dalam lintasan sejarah Indonesia pekerjaan guru ternyata berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Mulai dari zaman kerajaan Hindu-Budha, kesultanan Islam hingga masa Reformasi.

Hingga di akhir cerita sang anak beranjak tumbuh besar dan menjadi guru yang baik dan melahirkan sosok2 yang berguna bagi nusa dan bangsa.... 

Selamat hari guru 25 November 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer