Mencintai itu Seni
Cinta merupakan seni, karenanya ia perlu pengetahuan dan perjuangan. Kebanyakan orang haus dicintai daripada mampu mencintai. Untuk dicintai maka orang berusaha tampil menarik, cantik/tampan, sukses, kaya atau berusaha bersikap baik. Dengan dmkn ia akan berusaha menggabungkan daya tarik seksual dengan popularitas.
Masalah cinta sebenarnya adalah kemampuan mencintai, banyak orang berpikir mudah mencintai. Namun mereka kadang terkecoh dengan pemahamannya sendiri tentang arti mencintai. Bukanlah mencintai itu mengedepankan ke-aku-an sebagai keutamaan. Kadang kita berkata menginginkan kebahagiaan dan kebaikan orang yg kita cintai, tapi periksa lah kembali hati kita, apakah kebahagiaan orang yg dicintai itu bukan mahkota kebahagiaan kita, karena kita bahagia dengan kebahagiaannya dan mungkin dengan membahagiakannya ia akan membalas membahagiakan kita.
Pada saat ada pamrih seperti itu maka kita masih berada dalam lingkup ingin dicintai. Saat kita ikhlas kebahagiaan orang yg kita cintai mengharuskan kita melepas kebahagiaan kita sendiri, saat itulah kita menghayati kemampuan mencintai. Karena cinta adalah memberi dan berkorban.
Saat kita mampu mencintai maka kemurahan cinta dengan sendirinya akan membalas, hingga kita akan menerima kebahagiaan pula, karenanya kita dapat memahami senyum dalam kedukaan, meresapi perih juga menikmati linangan air mata sebagai pembebasan. Karena mencintai adalah hak, sedangkan menerima cinta adalah anugrah.
Cinta mempunyai elemen dasar yaitu perhatian, tanggung jawab, penghargaan serta tanggung jawab. Tanpa elemen tersebut tiadalah cinta, yang ada hanya nafsu dan obsesi. Cinta itu tanpa syarat, karenanya tanpa sebab kecuali cintanya, ia mencintai karena orang yg dicintainya adalah ia sebagaimana adanya, dan tak perduli apakah ada balasan. Cinta kanak2 mengikuti prinsip: aku mencintai karena dicintai, aku mencintaimu karena membutuhkanmu sedangkan cinta yg matang mengikuti prinsip: aku dicintai karena mencintai, aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.
Jalaluddin Rumi menulis syair indah tentang cinta:
Takkan pernah ada kekasih yg tak dicari kekasihnya.
Jika kilat telah menyambar satu hati, maka ketahuilah bahwa ada cinta di hati yg lain.
Jika cinta Tuhan telah tumbuh di hatimu, tak diragukan lagi Tuhan pasti menaruh cinta kepadamu.
Tak ada suara tepuk tangan yg lahir dari satu tangan.
Kebijaksanaan illahi adalah takdir dan suratan nasib yg membuat kita mencintai satu sama lain.
Karena takdir itulah, setiap bagian dari dunia ini bertemu pasangannya.
Dalam pandangan orang2 bijak, langit adl laki2 dan bumi adl perempuan,
Bumi memupuk apa yg telah dijatuhkan oleh langit.
Jika bumi kekurangan panas, maka langit mengirim panas kepadanya,
Jika bumi kehilangan kesegaran dan kelembaban, langit segera memulihkannya,
Langit memayungi bumi laksana suami menafkahi istrinya,
Dan bumi pun sibuk dengan urusan rumah tangga,
Ia melahirkan dan menyusui segala yg telah dilahirkan.
Tak ubah bumi dan langit dikaruniai kecerdasan, karena mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yg memiliki kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tdk mengecap kenikmatan, mengapa mereka bersanding spt sepasang kekasih?
Tanpa bumi, akankah pohon dan bunga bisa berkembang? Sementara tanpa langit akankah air dan panas bisa disediakan?
Sebagaimana Tuhan memberi hasrat pd laki2 dan perempuan sehingga dunia mjd terpelihara oleh kesatuan mereka,
Tuhan juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat utk mencari belahannya.
Siang dan malam tampak bermusuhan namun keduanya mengabdi pada satu tujuan.
Masing2 saling mencintai untuk menyempurnakan karya bersama mereka.
Tanpa malam alam manusia tidak akan punya penghasilan, sehingga tak akan ada yg dibelanjakan di waktu siang.
Jika kilat telah menyambar satu hati, maka ketahuilah bahwa ada cinta di hati yg lain.
Jika cinta Tuhan telah tumbuh di hatimu, tak diragukan lagi Tuhan pasti menaruh cinta kepadamu.
Tak ada suara tepuk tangan yg lahir dari satu tangan.
Kebijaksanaan illahi adalah takdir dan suratan nasib yg membuat kita mencintai satu sama lain.
Karena takdir itulah, setiap bagian dari dunia ini bertemu pasangannya.
Dalam pandangan orang2 bijak, langit adl laki2 dan bumi adl perempuan,
Bumi memupuk apa yg telah dijatuhkan oleh langit.
Jika bumi kekurangan panas, maka langit mengirim panas kepadanya,
Jika bumi kehilangan kesegaran dan kelembaban, langit segera memulihkannya,
Langit memayungi bumi laksana suami menafkahi istrinya,
Dan bumi pun sibuk dengan urusan rumah tangga,
Ia melahirkan dan menyusui segala yg telah dilahirkan.
Tak ubah bumi dan langit dikaruniai kecerdasan, karena mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yg memiliki kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tdk mengecap kenikmatan, mengapa mereka bersanding spt sepasang kekasih?
Tanpa bumi, akankah pohon dan bunga bisa berkembang? Sementara tanpa langit akankah air dan panas bisa disediakan?
Sebagaimana Tuhan memberi hasrat pd laki2 dan perempuan sehingga dunia mjd terpelihara oleh kesatuan mereka,
Tuhan juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat utk mencari belahannya.
Siang dan malam tampak bermusuhan namun keduanya mengabdi pada satu tujuan.
Masing2 saling mencintai untuk menyempurnakan karya bersama mereka.
Tanpa malam alam manusia tidak akan punya penghasilan, sehingga tak akan ada yg dibelanjakan di waktu siang.
Komentar
Posting Komentar