Naskah daur Masa
(instrumen pembuka) narasi pembuka : tatapan sangkaan berjajar, mendahului batas akal wajar, pintu-pintu terbuka untuk pembawa kebenaran, tak berjendela tuk kesalahan, iya..... satu sangkaan berisi ribuan kebaikan, tak satupun berisi keburukan, namun seluar-biasa baikmu, takkan sedikitpun bermakna dihadapku, adegan 1 (instrumen kelahiran) tarian jabang lahir dengan kebingungan narasi ibu: Aku kembali menciumi tanahmu Berbau usang dan terasa anyir Lembabnya menyelimuti hatiku Dingin bercampur hangat air mataku Sesak dadaku Dulu angin itu senantiasa menemaniku Mengawinkan langkahku dengan sepoiannya Melahirkanmu hai jabangku Engkau tahu nak ? Aku tak bisa bernafas tanpanya Aku sendiri .. Menanti tangismu Yang entah, kan aku dengar atau tak nantinya Lantas pada siapa aku mengadu ? Tuhanmukah yang telah menyempurnakanmu ?! Atau Bapakmu kah yang meninggalkanku dan jabangku ?! Aku lelah ... |Sosok ibu lari meninggalkan panggung| adegan 2 (instrumen peringatan) |munculnya tokoh ingatan|